22 Februari 2008

Kencing Rp. 500 Berak Rp. 1000

Suatu hari ketika aku pulang ke Medan dengan menggunakan jasa transportasi bis (ALS). Ketika sampai di Rantau Parapat (5 jam sebelum Kota Medan) bis yang kutumpangi berhenti di salah satu rumah makan. Aku yang sejak beberapa jam yang lalu menahan buang hajat (berak), segera saja turun dan mencari toilet yang disediakan oleh Rumah Makan tersebut. Ketika memasuki ruang toilet, di depan pintu masuk tertulis "Kencing Rp. 500 Berak Rp. 1000". Terus terang saja, uang dikantongku hanya tinggal Rp. 10.000, artinya aku hanya bisa menggunakannya untuk sekali makan (seharga 5000 - 7000) di Rumah Makan tersebut. Kalaupun aku harus membayar retribusi toilet (berak Rp. 1000), maka aku masih punya sisa uang Rp. 9.000. Ah cukuplah. Toh kampung halamanku tak jauh lagi dari Rantau Parapat (yakni Kisaran). Setelah selesai aku berak, betapa terkejutnya aku. Penjaga toilet yang sejak tadi mengawasiku meminta aku membayar Rp. 1.500. Spontan saja aku protes. "Mas, aku kan hanya berak, kok harus seribu lima ratus ?" Kataku. orang yang ku panggil mas tadi ternyata seorang yang berdarah batak, dengan dialek batak ia menjawab : "Mas dari jawa ya ? Apa mas tidak tahu ? Di mana-mana mas, nggak di sumatera juga gak di jawa, semua orang yang berak pasti kencing. Makanya mas harus bayar seribu lima ratus!" Akupun terdiam dan terpaksa kukeluarka uang Rp. 1.500. Dalam pikiranku, aku yang bodoh atau orang batak itu yang cerdik? "Ah dasar Batak, Banyak Taktik". Bisik hatiku kesal bercampur geli.

Tidak ada komentar: